KEDIRI – Pasca adanya selebaran yang ditengarai black campaign ( kampanye hitam) dan diduga dilakukan oleh oknum mahasiswa di Lamongan beberapa waktu lalu, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kediri mengambil sikap aktif.
Munculnya kampanye hitam dalam bentuk propaganda negatif menjelang Pemilu pada 14 Februari 2024 mendatang ini menjadi perhatian serius bagi HMI Kediri.
HMI Kediri dengan tegas menyuarakan penolakan dan mendukung edukasi positif sebagai bentuk kontribusi mahasiswa dalam menjaga integritas dan ketertiban Pemilu 2024.
Ketua Umum HMI Kediri Wahyu Agus Hariadi, menyampaikan penolakan tegas terhadap praktik kampanye hitam tersebut dan segala bentuk hoaks ( berita bohong).
"Kami mewakili mahasiswa di Kediri Raya menolak tegas adanya praktik kampanye hitam di Pemilu 2024 ini," ujar Wahyu, Sabtu (20/1/2024).
Wahyu, yang juga lulusan Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri, mengungkapkan kekecewaannya terhadap temuan praktik kampanye hitam di beberapa wilayah, termasuk kasus di Lamongan yang melibatkan mahasiswa dan berakhir dengan penangkapan oleh petugas Panwascam setempat.
"Sangat disayangkan jika memang praktik kampanye hitam dilakukan, apalagi jika pelakunya adalah mahasiswa," tambahnya.
Untuk itu, Wahyu mengajak masyarakat, khususnya mahasiswa, untuk memberikan edukasi positif kepada warga masyarakat dalam menghadapi Pemilu 2024.
Ia menekankan bahwa kampanye negatif, hoax dan provokatif dapat mengancam persatuan bangsa Indonesia. HMI Kediri bersikap tegas dengan mengecam segala bentuk kampanye hitam.
Sebagai mahasiswa yang merupakan kalangan terpelajar, Ia menegaskan bahwa mereka seharusnya memberikan contoh yang baik dan benar.
"Mari kita bangun edukasi yang benar dan santun, gunakan media sosial dengan bijak dan wujudkan Pemilu 2024 yang aman kondusif," ajak Wahyu. (*)